Kondisi Ruben Onsu kini masih dalam proses pemulihan.
Usai didiagnosa menderita Empty Sella Syndrome, Ruben Onsu harus mendapatkan perawatan intensif.
Bahkan saat ini Ruben Onsu dikabarkan harus melakukan rujukan ke dokter lain di Singapura.
Demi bisa kembali pulih dan membaik lagi, Ruben Onsu diharuskan terbang ke Singapura.
"Hasil terbaru saya harus ada satu ke dokter yang lain di Singapura," ujar Ruben Onsu dikutip Sripoku.com dari kanal YouTube Indonosiar, Kamis (22/9/2022).
Hal itu menjadi keputusan dokter Singapura lantaran melihat hasil check up darah Ruben Onsu.
"Harus rujukan lagi ke dokter dari hasil cek darah," jelasnya.
Selama proses pemulihan, Ruben Onsu masih terus melakukan aktivtas.
Kendati begitu, Ia tetap menjalankan proses pemulihan dengan dokter Singapura.
"Baru kemarin tektokan, kirim hasil cek darah, dokter disana minta update keadaan darahnya," ungkapnya.
Tak hanya menderita empty sella syndrome, Ruben Onsu juga divonis mengidap penyempitan sumsum tulang belakang.
Sehingga Ia harus rutin melakukan cek darah untuk mengetahui kondisi sakit parahnya itu.
Hal itu menjadi kewajiban Ruben Onsu untuk bisa kembali pulih dan membaik lagi.
"Jadi ada tahap berikutnya, minimal pantauan dari dokter itu penting, minimal membaik gitu," ucapnya.
Diharuskan rutin cek darah ternyata membuat Ruben Onsu merasakn trauma yang serius.
Ia mengaku kerap takut dan khawatir saat kondisi darahnya di cek.
Pasalnya tak hanya satu kantong, darah Ruben Onsu harus diambil 15 kantong.
"Cuma yang paling deg-degan itu ketika diminta check up, sekali diambil darahnya itu 15 botol," jelasnya.
Lantas hal itu membuat Ruben Onsu trauma karena darah yang diambil dalam jumlah banyak.
"Jadi saya trauma juga, hah diambil 15, berkurang lagi darah gue, jadi ada rasa khawatir," lanjutnya.
Ruben Onsu mengungkapkan darah yang diambil harus secara rutin setiap satu bulan sekali.
Namun, jika kondisinya memburuk, Ia diharuskan untuk pengambilan darah per dua minggu.
"Kalau ke dokter itu sebulan sekali tu pasti ambil darah," jelasnya.
"Kecuali ketika hasilnya kurang bagus, paling dokter minta lebih cepat lagi, di dua minggu," tambahnya.
Hal itu dilakukan Ruben Onsu untuk bisa kembali sehat dan sembuh dari sakit yang diderita.
Penyakit yang diidap Ruben Onsu ini dapat menyebabkan ketidakseimabangan hormon, sakit kepala hingga masalah penglihatan.
Empty Sella Syndrome (ESS) atau disebut juga Sindrom Sella Kosong merupakan kondisi langka yang terjadi pada sella tursika.
Sebagai pelindung kelenjer pituitari, sella tursika terletak pada bagian dasar tulang tengkorak.
Kelenjar pituitari memiliki ukuran seperti kacang polong.
Berfungsi memproduksi hormon penting yang mengatur berbagai fungsi organ tubuh manusia.
Sehingg jika terjadi gejala Empty Sella Syndrome bisa mengganggu kerja hormon.
Kelenjar pituitari mengalami perubahan bentuk dan menyusut karena masalah pada bagian sella turcica.
Namun, secara medis belum diketahui penyebab pasti dari penyakit Empty Sella Syndrome.
Kendati begitu, ada beberapa gejala yang dirasakan oleh penderita penyakit langka ini.
Salah satu gejala yang ditimbulkan Empty Sella Syndrome ialah tidak tahan dengan suhu dingin.
Bahkan diungkapkan Ruben Onsu, ketika sudah merasakan kedinginan, kondisi mata Ruben Onsu menjadi buram dan kabur.
Bahkan parahnya bisa membuat tubuh suami Sarwendah ini menjadi kaku.
Selain itu, Empty Sella Syndrome memikili gejala berupa sakit kepala, turunya kualitas penglihatan, mata kering dan terjadinya tekanan darah tinggi.
Di bagian hidung bisa mengeluarkan cairan jernih yang tidak berbau.
Bagi perempuan, akan mempengaruhi menstruasi sehingaa tidak teratur.
Dalam hal seksual, gejala awalnya berupa penurunan gejala seksual, infertilasi dan impoten.
Post a Comment