Masih ingat Waode Sofia, kontestan dangdut yang diusir dan gayanya dinyinyiri Iis Dahlia di acara Audisi Peserta KDI 2018 lalu?
Perubahan penampilannya sungguh drastis.
Waode Sofia, wanita asal Kota Bau Bau, Sulawesi Tenggara ini mengikuti audisi Kontes Dangdut Indonesia (KDI) 2018 di Makassar.
Wanita berambut panjang ini jauh-jauh ke Makassar untuk mengikuti ajang pencarian calon bintang dangdut.
Namun demikian, Waode Sofia harus mendapatkan pengalaman kurang menyenangkan saat audisi.
Waode Sofia datang ke audisi dengan pakaian kasual mirip remaja seusianya kala itu.
Ia menggenakan kaus dan jaket jeans dengan rambut dikucir kuda.
Waode Sofia memasuki ruang audisi, ia dihadapkan dengan ketiga juri yang terdiri atas Iis Dahlia, Benigno, dan Trie Utami.
Waode memperkenalkan diri dengan microfon di tangannya. Usai memperkenalkan diri, belum sempat menunjukkan suara emasnya.
Ia harus mendapat komentar pedas dari salah satu juri, yakni Iis Dahlia.
"Kamu tadi ketemu temen-temen kamu nggak di luar? Mereka kayak apa mau audisi. Pakai bedak nggak, pake lipstik nggak, pakai baju yang bener nggak?," komentar Iis Dahlia usai Waode mengenalkan diri.
Tak hanya Iis Dahlia, juri lainnya ikut memberikan komentar terhadap penampilan Sofia Waode yang dianggap tak seperti peserta audisi lainnya.
Saat ditanya oleh Juri, pelajar berusia 16 tahun ini menjawab pertanyaan dari para juri. Waode menyebutkan bahwa pakaiannya tertinggal di kampung.
"Bajunya ketinggalan di kampung," kata Waode.
Jawaban tersebut ditanggapi oleh Trie Utami dengan melontarkan pertanyaan terkait keseriusan Waode mengikuti audisi. "Serius mau ikut KDI?" tanya Trie Utami.
"Sofi nanti aja audisinya. Kamu makeupan dulu, nanti bisa ke sini lagi," kata Benigno.
Ketiga juri pun memutuskan untuk tak mengizinkan Waode untuk mengikuti audisi karena penampilannya.
Mereka menyarankan Waode Sofia untuk mencari pakaian dan riasan terlebih dahulu. Waode pun keluar dari ruangan audisi.
Selang beberapa saat, Waode Sofia kembali ke ruang audisi dengan penampilan berbeda dari sebelumnya.
Penampilan terbaru Waode mengundang pujian dari para juri. Waode terlihat menggunakan gaun berwarna hitam lengkap dengan riasan.
Ketiga juri yang awalnya marah-marah akhirnya balik memuji penampilan Waode.
Penampilan Waode Sofia di Audisi KDI Makassar menyita perhatian para juri. Sempat pendapat kritikan karena penampilannya, akhirnya Waode Sofia mendapat kesempatan untuk bernyanyi.
Suara merdu Waode memikat hati para juri. Ia menyanyikan lagu Mata Hati milik Iis Dahlia.
Remaja asal Kota Bau Bau, Sulawesi Tenggara ini berhasil lolos ke tahap selanjutnya.
Waode mendapatkan Tiket Calon Bintang.
Banyak orang menyoroti komentar dari para juri saat audisi KDI di Kota Makassar, khususnya Iis Dahlia.
Pedangdut ini melontarkan komentar pedas yang tak berkaitan dengan musik dan suara.
Iis Dahlia justru mengomentari penampilan dan pakaian yang Waode sebelum melakukan audisi.
Seiring berjalannya waktu, nama Waode Sofia menghilang bak ditelan bumi.
Waode Sofia pun diketahui jarang tampil di televisi.
Belum lama ini terungkap penampilan rumah Waode Sofia di Kota Bau Bau, Sulawesi Tenggara.
Rumah Waode Sofia tersebut terlihat sederhana. Bahkan jauh dari penampakan rumah para tetangganya.
Rumah Waode tersebut terekspos saat dikunjungi oleh seorang Youtuber bernama Andhy Loppes.
Dalam channel Youtubenya, Loppes Daily, nampak rumah Waode begitu sederhana.
Rumah itu terbuat dari kayu yang dicat biru muda.
Beda dengan rumah tetangganya yang lain, rumah Waode hanya satu lantai alias tidak bertingkat.
Rumah kontestan KDI itu pun beratap rendah.
Ketika masuk ke dalam, Andhy disambut oleh ayah Waode.
Andhy pun duduk bersama dengan Waode dan kedua orang tuanya di lesehan rumah mereka.
Waode dan Andhy kemudian berbincang soal audisi KDI yang sempat viral.
Kini nyaris tiga tahun tak terdengar lagi kabar dari Waode Sofia.
Namun rupanya sosok Waode Sofia sendiri bukanlah sosok sembarangan.
Dia bahkan memiliki gelar bangsawan pada nama nya.
Dilansir dari laman Madanosin, Waode Sofia berasal dari kota Bau Bau rupanya memiliki gelas kebangsawanan pada namanya yaitu Ode.
Ode adalah gelar bangsawan dari kesultanan Buton.
Dimana sebelumnya, kota Bau Bau merupakan tempat berdirinya kerajaan Buton.
Banyak yang tak mengira jika gadis yang ikut audisi bahkan telah mendapat perlakuan tak enak dari para juri ternyata memiliki gelar kebangsawanan.
La Ode/Wa Ode secara tersirat artinya adalah orang yang mulia atau terpuji di hadapan Allah SWT.
Berangkat dari kata ini maka hendaknya lah para bangsawan Buton menjaga lidah, dan semua indera.
Karena awalnya La Ode itu tidak diberikan kepada anak turunan, hanya diberikan kepada Sultan terpilih.
Kemudian terjadi perubahan policy oleh Siolimbona (Siolimbona di masa kesultanan Buton dulu adalah dewan Adat kalau dimasa sekarang seperti DPR).
Keputusan untuk memberikan nama La Ode untuk anak turunan bangsawan Buton adalah untuk melakukan identifikasi terhadap turunan anak bangsawan ini siapa tahu dikemudian hari ditemukan bibit kepemimpinan pada diri mereka untuk dijadikan Sultan. (Sriwijayapost.com)
Post a Comment